Rabu, 03 Juni 2020


Filsafat Pendidikan Paulo Freire

Pada bagian kuliah tentang Filsafat Pendidikan Paulo Freire ini terdiri dari empat pokok bahasan yaitu:
1.     1. Latar Belakang Hidup Paulo Freire
2.     2. Pandangan Freire tentang Manusia
3.     3. Pandangan Freire tentang Pendidikan sebagai Pembebasan
4.     4. Pandangan Freire tentang Kurikulum Pendidikan

Latar Belakang Hidup Paulo Freire
1.     Riwayat Hidup;
Paulo Freire lahir di Recife, Brasil tahun 1921. Ibunya seorang Katolik yang taat agama. Ayahnya pengusaha kelas Menengah. Lahir dan besar dari kalangan kelas Menengah. Keluarganya pernah mengalami langsung kemiskinan dan kelaparan  selama masa depresi  ekonomi 1929. Tentang situasi  ini ia menulis: “Kami berbagi rasa lapar, dan bukannya berbagi rasa kelas sosial”. Namun pengalaman inilah yang membentuk keprihatinannya terhadap kaum miskin dan  membangun dunia pendidikan yang khas. Sejak kecil orangtua mengajarnya untuk : menghargai dialog dan pendapat orang lain.
Kebiasaan di rumah ini membuatnya belajar mendengar dan menganalisis kehidupan konkrit masyarakat dan setiap konsep yang didapatnya. Tahun 1943 ia belajar hukum pada Universitas Recife. Tetapi ia juga belajar filsafat dan psiklogi bahasa. Walaupun lulus sebagai sarjana hukum, Ia lebih suka bekerja sebagai guru di sekolah menengah. Tahun 1946, ia menjadi Direktur Departemen Pendidikan dan Kebudayaan di ibu kota Recife.
Pada saat ini juga ia mulai menciptakan bentuk pengajaran non-ortodoks yang dikenal dengan nama “pendidikan pembebasan”. Sering terlibat  dalam diskusi dengan para buruh  terutama tentang teori Jan Piaget (seorang psikolog terkenal). Pengalaman diskusi ini membuatnya mulai menyadari bahwa masyarakat miskin memiliki “rasa yang berbeda tentang realitas hidup”.

·     Pada saat ini Freire mendapatkan kesempatan untuk:
a.      Menerapkan secara luas teori-teorinya tentang pendidikan
b.     Mengajarkan secara sukses 300 orang buruh untuk membaca dan menulis hanya dalam 45 hari.
Karena keberhasilannya ini, Presiden Brasil mengangkat Freire memimpin Program Keaksaraan Nasional. Namun ia  kemudian dituduh pemerintah menghasut dan mempengaruhi rakyat miskin untuk melakukan tindakan subversi terhadap pemerintah. Karena tertuduh melakukan tindakan subversif maka pada tahun 1964, Ia dipenjarakan selama 70 hari.  Kemudian, diasingkan ke Bolivia dan Chile selama 5 tahun. Selama di Chile, ia bekerja dan terlibat dalam Gerakan Pembaruan Agraria Demokratis Kristen.
1.     Tahun 1967, ia menerbitkan bukunya yang pertama: “Pendidikan sebagai Praktik Pembebasan”.
2.     Tahun sebelumnya ia menulis buku yang sangat terkenal: “Pendidikan Kaum Tertindas (Pedagogy of Oppressed)
3.     Tahun 1978  Freire bekerja di Swiss sebagai: penasehat pendidikan khusus  pada Dewan Gereja  se-Dunia.
4.     Tahun 1980, status pengasingan Freire dicabut dan ia kembali ke Brasil.

-        Sekembalinya dari pengasingan ia:
o   bergabung dengan Partai Buruh di kota Sao Paolo
o   Bertindak sebagai konsultan proyek melek huruf dewasa pada tahun 1980-1986.
o   Diangkat menjadi menteri Pendidikan Sao Paolo tahun 1986.
o   Mendirikan “Institut Paulo Freire di Sao Paulo”   untuk memperluas dan menguraikan teori-teorinya tentang pendidikan rakyat.
o   Freire meninggal dunia  pada 2 Mei 1997 akibat serangan jantung.
Jadi Paolo Freire  lahir dalam keluarga yang taat beragama katolik. Sejak kecil orangtuanya mengjarkannya   untuk menghargai dialog  dan pendapat orang. Ia menulis sejumlah buku yang berpengaruh sangat luas dalam dunia pendidikan, antara lain: “Pendidikan Sebagai Praktek Pebebasan” (1967) dan “Pendidikan Kaum Tertindas” (1971)

2.     Pandangan Paulo Freire tentang Manusia

a.      Manusia sebagai makluk yang sadar; Filsafat manusia Paulo Freire bertolak dari kehidupan nyata

b.     Kodrat dan Panggilan Manusia; Dari kodratnya, manusia merupakan: pelaku/subyek dan bukan penderita/ obyek dari kehidupan.  

c.      Manusia dapat mengubah dunia; Manusia pada hakekatnya dapat memahami keberadaan diri dan lingkungannya sendiri

d.     Manusia bersama  orang lain; Manusia hidup di dunia bersama orang lain karena itu “ada bersama” (being together) perlu dijalani dalam rangka proses menjadi (becoming) yang tidak pernah selesai.

3.     Filsafat Pendidikan Bagi Kaum Tertindas

1.     Pendidikan untuk pembebasan; Freire pada akhirnya  memformulasi sendiri suatu filsafat pendidikan yang disebut: “pendidikan kaum tertindas”

2.     Pendidikan berhadapan dengan masalah; Proses pendidikan harus melibatkan  anak didik secara langsung dalam realitas permasalahan hidup dan keberadaan mereka di dalamnya.

3.     Penyadaran Sebaga Inti Proses Pendidikan;
Freire menggolongkan kesadaran manusia menjadi kesadaran:
                                                    i.     Magis (magical consciousness)
ialah kesadaran berkaitan dengan kesadaran akan “ketidakmampuan” masyarakat melihat kaitan antara satu faktor dengan faktor lain yang menjadi penyebab realitas kehidupan.
                                                  ii.     kesadaran naïf (naival consciousness)
ialah kesadaran dimana seseorang melihat aspek manusia sebagai akar penyebab masalah masyarakat.
                                                iii.     Kesadaran kritis (critical consciousness).
Ialah kesadaran dimana seseorang melihat aspek sistem dan struktur (sosial, budaya, politik, ekonomi) sebagai sumber masalah.

4.     Penyadaran dan pengertian; Jika sudah mencapai tingkat kesadaran kritis, maka seseorang itu mulai  masuk kedalam proses pengertian, bukan hafal semata-mata.

5.     Pendidikan memberikan keleluasan untuk mengatakan kata-katanya sendiri; Pendidikan perlu memberi keleluasaan bagi setiap orang untuk mengatakan kata-katanya sendiri, bukan kata-kata orang lain.

6.     Pelaksanaan proses pendidikan pembebasan;
6.1.  Tahap Kodifikasi dan Dekodifikasi; Merupakan tahap pendidikan melek huruf elementer dalam “konteks konkret” dan “konteks teoritis”
6.2.  Tahap Diskusi Kultural; Merupakan tahap lanjutan dalam satuan kelompok-kelompok kerja kecil
6.3.  Tahap Aksi Kultural; Merupakan tahap “praxis” yang sesungguhnya

4.       Manfaat Teori Pendidikan Menurut Paolo Freire

1.   Manfaat teori pendidikan Freire; Memberikan solusi alternatif atas kebuntutan yang berkaitan dengan praktik pendidikan di seluruh dunia.
2.  Teori pendidikan  harus dihadapkan dengan realitas sehari-hari; Teori pendidikan merupakan  teori yang menghadapkan pendidikan dengan realitas yang tengah bergumul  di sekitarnya.
3.   Wilayah-wilayah pedagogis dalam pendidikan; Termasuk wilayah-wilayah pedagogis  dlam pendidikan ialah universitas, sekolah negeri, museum, galeri seni, dan tempat-tempat lainnya
4.    Pendidikan sering disahgunakan para elit; Pendidikan  sering disalahgunakan para elit  sebagai  sarana penyalur kepentingan pribadi.
5.   Kurikulum Pendidikan; Demi menciptakan masyarakat baru maka pendidikan perlu memiliki kurikulum yang unik
6.       Elemen/unsur dasar kurikulum 

     6.1 Pengetahuan transformative, Pengetahuan transformatif ialah pengetahuan  yang diperoleh melalui transformasi/tindakan subversi terhadap pengetahuan lama. Pengetahuan lama ialah pengetahuan yang “didepositokan” dalam buku-buku teks dan terpisah dari realitas kontekstual. 

       6.2 Kebebasan, Kurikulum memuat nilai kebebasan. Namun kebebasan itu tentu memiliki batasan-batasan tersendiri berdasarkan persoalan yang dihadapi mereka yang tertindas. Kebebasan itu perlu diberi batasan-batasan tertentu  agar  tidak berbenturan dengan hak-hak orang lain yang dapat menimbulkan anarkisme. Kebebasan yang dimaksudkan disini ialah “kesadaran kritis”. Tanpa kesadaran kritis terhadap realitas yang ada maka tak mungkin pembebesan itu dapat dilakukan. 

      6.3 Aksi untuk perubahan, Kesadaran kritis yang dibangun oleh rakyat melalui pendidikan harus diikuti dengan aksi atau tindakan nyata yang membawa perubahan/membebaskan. Perubahan terjadi ketika masyarakat beralih dari Kesadaran akan kondisi hidup “masyarakat kerucut” (tertutup/submerged society) kepada “masyarakat terbuka” (open society). Menurut  Freire, tujuan pendidikan ialah membebaskan manusia dari kondisi-kondisi penindasan yang telah melahirkan kondisi hidup manusia “tidak manusiawi”. Disini dibutuhkan konsep pedagogis dan kurikulum yang membebaskan. Kurikulum yang membebaskan mengandung tiga elemen utama yaitu pengetahuan transformatif, kebebasan kritis dan aksi untuk perubahan.


Surat Rasul Paulus Kepada Jemaat di Filipi

Alasan Mengapa Memilih Surat Ini:
Dan mengapa saya sendiri memilih surat Paulus kepada Jemaat di Filipi itu sendiri ialah, dikarenakan, semangat dasar paulus yang dengan semangat untuk melakukan perjalanan ke Filipi untuk menyebarkan Katolik Roma di Filipi. Karena Kota Filipi sendiri terletak pada provinsi Romawi Makedonia, di negeri Yunani, bagian Utara. Filipi sendiri ditampilkan di dalam Perjanjian Baru ciptaan orang Roma. Karena Kota Filipi sendiri cukup hangat, tetapi selain daripada itu Filipi sendiri memiliki kemajemukan itu sendiri.
Dengan memperhatikan masing-masing surat secara terpisah dan memperhatikan bagaimana mereka saling berhubungan, kita sendiri dapat lebih baik memahami apa yang sedang terjadi di Filipi dan bagaimana keadaan Paulus dalam ketiga kesempatan itu. Karena ada tiga surat; surat A (4:10-20) ini adalah sebuah surat fragmen terimakasih kepada orang Filipi atas bantuannya kepada Paulus. Surat B 91;1-3:1a; 4:4-7, 21-23) merupakan sebuah surat yang lebih panjang, yang kepadanya kedua surat yang lain ditambahkan. Surat C (3:1b-4:3.8-9) ditulis sesudah pemenjaraan Paulus berakhir, paling sedikit dia tidak oernah menyinggung lagi. Karena dalam surat ini, Dia menanggapi dua kepentingan mendesak yang ada disitu.

Hal-Hal Yang Menarik Bagi Saya:
Dalam hal ini, saya tertarik akan perjalanan Paulus sendiri di Filipi memang tidak terlalu banyak karena paulus pernah ditangkap dan dipenjarakan, ya meskipun seperti itu paulus tetap menuliskan surat kepada Filipi melalui Epafroditus yang sering mengujungi paulus selama Dia di penjara. Meskipun sampai sekarang masih ada perdebatan dimana tempat Paulus di penjara, dan bagaimana Paulus menulis Surat untuk Filipi tersendiri. 
Paulus sendiri di Kota Filipi memiliki setidaknya hubungan yang dibilang sangat erat dan mesra, karena menurut kisah para rasul itu sendiri paulus mengujungi jemaat di Filipi tiga kali. Karena adanya juga yang tidak suka dengan paulus maka paulus sendiri dijebloskan kedalam penjara, meskipun begitu paulus tetap terus menulis surat yang dibilang bahwa kelompok umat di Filipi sendiri juga masuk dalam Efesus, Kolose dan Filemon.
Oleh karena itu, mengapa saya memilih surat Paulus kepada jemaat di Filipi itu sendiri karena bagaimana ketulusan hati Paulus dengan ketegaran hatinya yang dengan sangat bagaimana kedekatan Paulus dengan Jemaat di Filipi. Dan bagaimana jemaat mengetahui bahwa Paulus berada di penjara, mereka mengirimkan Epafroditus untuk membawa hadiah untuk paulus selama paulus berada di penjara.
Dengan semangat hidup Paulus yang begitu dengan setia menjalini hubungan yang sangat erat kepada jemaat di Filipi meskipun paulus yang sedang diadili di sebuah penjara yang mana tidak diketahui dimana Paulus di adili dan bagaimana Paulus sendiri menulis surat untuk jemaat di Filipi. Jemaat di Filipi semakin yakin dapat mendasarkan sebuah harapan mereka akan keselamatan yang akan datang pada diri mereka sendiri, dan sebagaimana mereka sendiri masih termasuk dalam bangsa Yahudi yang disebut sebagai Umat Allah.
Selain dari beberapa hal itu, susunan surat paulus kepada jemaat di Filipi, juga memiliki ketertarikan sendiri bagi saya yaitu, dengan susunan surat yang seperti ini.

I.         Susunan Surat Paulus Kepada Filipi;
  1.       Pendahuluan
1.1.Salam (1:1-2)
1.2.Ucapan Syukur dan Doa (1:3-11)
  1.       Berita Pribadi (1:21-26)
2.1.Nasihat
2.1.1.     Agar jemaat teguh dalam iman (1:27-30)
2.1.2.     Agar tetap  bersatu dalam kasih (2:1-11), taat (2:12-18)
  1.       Berita tentang dikirimnya Timotius dan Epafroditus (2:19-30)
  2.       Peringatan Terhadap orang-orang Kristen-Yahudi
4.1.Keyakinan mereka dilawankan dengan keyakinannya sendiri (3:1-21)
  1.       Nasihat selanjutnya
5.1.Agar tetap teguh dan gembira (4:1-9)
5.2.Ucapan terima kasih atas pemberian jemaat (4:10-20)
  1.       Salam dan Berkat (4:21-23)


Hubungan Perjalanan Paulus dan Pergulatan Hidup Saya Selama 3 Bulan di Lingkungan/Stasi:
Dari hal ini bisa dilihat pula bahwa surat Paulus kepada Filipi ini sendiri, lebih banyak ditulis oleh Paulus sendiri lebih banyak ditulis oleh Paulus sendiri semenjak Dia berada di Penjara. Dari perjalanan Paulus sendiri, dengan perbedaan saya selama entah berada di Lingkungan ataupun Stasi sangatlah berbeda. Dikarenakan bahwa apa yang saya kerjakan sendiri tidak sepenuh hati untuk menyelesaikan tugas-tugas yang seharusnya saya kerjakan. Oleh karena itu saya belajar banyak dari Paulus bagaimana ketegaran hatinya untuk lebih tetap bekerja setiap saat meskipun dalam kehendak apapun yang sangat dibutuhkan itu.  
Sama seperti bagaimana saya sendiri belajar tentang bagaimana bisa membina apa yang bisa di ambil dari Allah sendiri yang menyatakan itu melalui wahyu yang dipelajarinya dengan apa yang dijelaskan oleh Yesus sendiri melewati perantaraan nya yaitu Paulus yang tetap dengan teguh hati untuk sebagaimana, paham dasar mengenai wahyu, iman dan kitab suci ini sangatlah menentukan dengan cara bagaimana kitab suci menjadi dasar dari ajaran yang bisa menjadi peran dalam kehidupan. Oleh Karena itu membaca kitab suci lebih banyak lagi itu juga terutama bisa menjadi untuk diri kita sendiri membina relasi dengan baik terhadap sesama.        
   Dengan begitulah, bagaimana diri saya sendiri belajar dengan lebih baik lagi untuk belajar lebih banyak lagi bagaimana persekutuan Paulus sendiri dalam ketegaran hatinya yang tetap dengan semangat hidupnya untuk jemaat yang harus ia berikan meskipun dalam keadaan yang buruk pun.